Silampariterkini.com - Kota Lubuklinggau berbatasan langsung dengan provinsi Bengkulu, Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Empat Lawang.
Awal mula lahir Kota Lubuklinggau tahun 1929 ketika kota ini ditetapkan sebagai Ibu Kota Marga Sindang Kelingi Ilir, di bawah Onder District Musi Ulu.
Onder District Musi Ulu sendiri ibu kotanya adalah Muara Beliti.Tahun 1933 Ibu kota Onder District Musi Ulu dipindah dari Muara Beliti ke Lubuklinggau.
Tahun 1942-1945 Lubuklinggau menjadi Ibukota Kewedanan Musi Ulu dan dilanjutkan setelah kemerdekaan.
Pada waktu Clash I tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan Ibukota Pemerintahan Provinsi Sumatera Bagian Selatan.
Tahun 1948 Lubuklinggau menjadi Ibukota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan tetap sebagai Ibukota Keresidenan Palembang.
Pada tahun 1956 Lubuklinggau menjadi Ibu kota daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas.
Tahun 1981 dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tanggal 30 Oktober 1981 Lubuklinggau ditetapkan statusnya sebagai Kota Administratif.
Dikutip dari laman Pemerintah Kota Lubuklinggau Falsafah Lambang Kota Lubuklinggau.
1. Perisai
Perisai merupakan alat perlindungan dalam pertempuran, dari bentuk prisai terdapat lima buah sudut yang mencerminkan Kota Lubuklinggau merupakan bagian wilayah Republik Indonesia yang mempunyai lima unsur pramugari pertahanan negara yang berasal dan timbul rakyat sendiri yakni angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, kepolisian dan pemerintahan sipil.
2. Background bertuliskan Lubuklinggau
Background merah melambangkan kerja keras, semangat tinggi, berani, memberikan makna pada penyelenggara pemerintah terdiri dari pahlawan, ilmuan, cendikiawan juga lapisan masyarakat sebagai tombak perkembangan daerah menuju adil dan makmur di Kota Lubuklinggau.
3. Bukit Sulap
Bukit Sulap yang terletak di Radius Kota Lubuklinggau berwarna hijau memberi makna subur, makmur, berkemauan keras tumbuh segar.
4. Roda Kemudi Kapal
Roda kemudi kapal melambangkan roda kekuatan pemerintahan. Pembangunan masyarakat berada di kekuasaan pemerintahan daerah.
5. Padi dan Kapas
Warna kuning emas padi melambangkan biji padi masak merupakan sumber daya potensi yang cerah pantas dikelola dan hijau/putih kapas merupakan lembang luhur, tumbuh segar, subur makmur sebagai sumber kelangsungan hidup masyarakat yang di jumpai sepanjang musim.
6. Lima Garis Keanekaragaman Penduduk
Garis kuning emas bergelombang melambangkan potensi yang cerah perlu dilestarikan merupakan bermacam budaya asli dan campuran yang berada di Kota Lubuklinggau mereka saling mengerti baik bahasa maupun adat istiadat.
Ada bahasa adat Musi, Bahasa adat Rawas, bahasa adat Saling, bahasa adat Rejang, bahasa adat Campuran
7. Tiga Jalur Penghubung Provinsi
Tiga garis segitiga kuning emas bertemu satu titik sudut pandang ke arah pusat kota melambangkan potensi yang cerah perlu digali, kembangkan merupakan kota transit yang dapat menghubungkan tiga provinsi antara lain Jambi, Lampung, Bengkulu.
8. Air (Sungai Kelingi)
Sungai Kelingi berwarna biru melambangkan menghimpun, cerah semangat tinggi sebagai potensi alam yang terus dikembangkan menjadi sumber kehidupan masyarakat.
9. Pita putih bertuliskan Sebiduk Semare
Warna Putih Pita melambangkan Tali Pemersatu antar masyarakat berdasarkan keluhuran, kesucian dan bertuliskan SEBIDUK SEMARE secara konotasi:
SEBIDUK : berarti Tempat/Wadah
SEMARE : berarti Tujuan
SEBIDUK, SEMARE : berarti Satu Wadah/Tempat Satu Tujuan